Selama dua hari pada tanggal 26 hingga 27 Oktober 2021, SMKN 2 Singosari menggelar workshop mengenai Penguatan Karakter Berbasis Pancasila. Terdapat tiga pemateri yang menghadiri acara tersebut, dan masing-masing mengangkat tema mengenai kebutuhan industri serta budaya kerja yang mulai berkembang di era teknologi.
KASI Busa Kerja Bapak Bambang Puji R., selaku narasumber dari Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Malang, mengungkapkan pentingnya BKK (Bursa Kerja Khusus) yang dibentuk di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri maupun Swasta. BKK merupakan mitra Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, yang bertugas memberikan informasi tentang lowongan pekerjaan, pelaksanaan pemasaran, hingga penyaluran dan penempatan tenaga kerja.
Bapak Bambang Puji juga menjelaskan bahwa BKK sangat penting karena di dalamnya terdapat komponen pendukung mulai dari kepala, wakil, sekretaris, bendahara, dan anggota. Siswa yang akan memasuki dunia kerja/dunia industri didukung oleh BKK yang aktif. Beliau menambahkan, berkenaan dengan kondisi di lapangan yang minim informasi tentang BKK, maka diperlukan adanya sosialisasi dari berbagai pihak terkait, di antaranya Dinas Tenaga Kerja mengenai tugas dan fungsi BKK di sekolah.
Sekolah yang didukung dengan sumber daya manusia serta fasilitas yang memadai diharapkan dapat menghantarkan siswa menuju kesuksesan. Dalam hal ini, peran BKK yang didukung oleh Dinas Tenaga Kerja akan memberikan peluang baik informasi lowongan kerja dari dalam daerah, luar daerah, maupun luar negeri. Termasuk adanya aplikasi lowongan kerja gratis bagi siswa yang mempunyai NIK Kabupaten Malang. Aplikasi ini diharapkan dapat memberikan informasi terbaru dan up to date mengenai rekrutmen.
Acara workshop dilanjutkan di hari kedua pada tanggal 27 Oktober, yang berfokus pada penguatan karakter peserta didik dalam dunia kerja. Pemateri pertama adalah narasumber Babinsa Desa Tunjungtirto Bapak Yudi, yang merupakan Partner Koramil Singosari. Beliau menjelaskan, “Dalam melihat masa depan, perlu melihat ideologi Pancasila.” Ideologi yang dimaksud didapatkan dari karakter bangsa yang berbagai macam. Karakter bangsa Indonesia yang ingin maju harus melihat SDM. Agar bangsa menjadi maju, SDM harus dikembangkan.
Bapak Yudi mengungkapkan bahwa karakter perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini. Guru-guru, bersama staf dan kepala sekolah bekerja sama mendidik dan membimbing siswa untuk mengembangkan karakter. Beliau memberi contoh dalam kegiatan LBB untuk pembentukan karakter siswa. Dalam kegiatannya, terdapat LBB yang dilaksanakan sendiri dan kelompok. Pengerjaan tugas secara kelompok akan menimbulkan kerjasama antar siswa, meningkatkan kemampuan bersosialisasi dan bernegosiasi, serta memberi kesempatan bagi siswa untuk disiplin dalam menggunakan waktu. Sehingga hasilnya bisa lebih maksimal daripada dikerjakan sendiri. Hal ini penting untuk meningkatkan skill lulusan SMK yang dipersiapkan untuk dunia kerja.
Pemateri berikutnya adalah Ibu Irma Movietha yang merupakan presenter serta partner DUDI JTV Malang. Beliau menerangkan bahwa budaya kerja merupakan konsep yang mengatur kepercayaan, proses berpikir, serta perilaku yang didasarkan pada ideologi dan prinsip suatu organisasi. Budaya kerja tidak muncul dengan sendirinya, tetapi dibentuk melalui proses terkendali yang melibatkan sumber daya manusia beserta seluruh perangkat pendukungnya. Budaya kerja yang heterogen dengan rekan-rekan kerja dari berbagai latar belakang menimbulkan rasa pemahaman terhadap rekan-rekan kerja yang berbeda, sehingga tidak ada ego yang muncul.
Ibu Irma menambahkan bahwa murid-murid SMK memiliki keunikan tersendiri. Misalnya saat di kampus, mereka lebih mudah diajak berkolaborasi untuk menyelenggarakan suatu acara, karena sudah memiliki skill terlebih dahulu dibanding rekan-rekannya. Di samping itu, Bu Irma juga menjelaskan aspek-aspek partisipasi dalam budaya kerja, seperti kolaborasi pemecahan masalah, sikap/attitude, perputaran informasi, dan keanggotaan. Setiap aspek ini sangat berpengaruh pada lingkungan kerja, seperti memiliki inisiatif untuk berdiskusi dan menetapkan solusi ketika menghadapi masalah di lingkungan industri.
Budaya kerja partisipasi ini pun menghadapi tantangan tersendiri. Dengan adanya pandemi, terdapat perubahan besar dalam dunia kerja. Salah satunya yaitu perkembangan teknologi dan akses komunikasi melalui Zoom, Google Meet, dll. Hal ini menimbulkan perubahan pada perilaku anak, sehingga baik guru maupun orang tua perlu mencari tahu dan memahami bagaimana bisa terhubung dengan anak. Komunikasi antara atasan dan bawahan yang baik akan menghindarkan kedua pihak dari hal-hal yang kurang menyenangkan. Maka dari itu, mempelajari cara menyampaikan sesuatu mulai dari berdiskusi hingga bernegosiasi akan sangat diperlukan.
Dalam hal ini, guru memerlukan kreativitas dalam menyampaikan materi sehingga proses pembelajaran tidak membosankan, terutama jika pengajaran dilakukan secara daring. Hal ini berkaitan dengan era industri 4.0 yang mengkombinasikan interaksi online dan offline. Bu Irma menjelaskan bahwa saat interaksi online berkembang, sentuhan interaksi offline menjadi titik diferensiasi yang kuat. Dengan kata lain, guru perlu mengembangkan pembelajaran yang adaptif dan inovatif, sehingga dengan banyaknya kegiatan secara online, attitude siswa tetap baik.
Sebagai penutup, Bu Irma membagikan nilai-nilai budaya yang harus dikembangkan. Nilai-nilai tersebut mencakup integritas, profesionalisme di dalam dan di luar kantor, produktif sehingga dapat berkontribusi dengan maksimal di tempat kerja, kompetitif dengan rekan kerja secara sehat, dan bertanggung jawab dengan mengakui kesalahan yang dilakukan baik dalam tim maupun individu.
Workshop tentang penguatan karakter ini diselingi dengan beberapa pertanyaan dari para peserta, kemudian diakhiri dengan sambutan dari Ibu Sumijah, S.Pd., M.Si. selaku kepala sekolah. Kegiatan ini pun masih akan dilanjutkan di kesempatan berikutnya sesuai dengan rangkaian agenda SMK PK.